Mengajarkan membaca pada anak sebenarnya sangat mudah, dengan catatan si anak mau! (hehe...) Menjadi sangat sulit bila kegiatan belajar membaca itu hanya kehendak orang tuanya saja, sehingga si anak menjadi terpaksa. Tetapi, kan....nggak mungkin dong si anak dengan riang gembira punya inisiatif sendiri ingin belajar membaca? (hihi....) Betul! Meskipun mungkin ada anak yang punya keinginan sendiri untuk bisa membaca, tetapi itu kan satu berbanding berapa juta? Lalu, bagaimana caranya agar si anak mau belajar membaca tanpa paksaan?
Setiap orang tua mungkin punya cara masing-masing dalam mengajarkan membaca pada anaknya, termasuk saya. Dua orang putri saya belajar membaca dengan metode yang berbeda. Berikut beberapa tips ketika saya mengajarkan membaca pada anak :
1. Menggunakan buku panduan belajar membaca
Mengajarkan membaca pada anak zaman sekarang sangat mudah. Di toko-toko buka banyak dijual berbagai macam buku-buku belajar membaca dengan berbagai macam metode. Kita tinggal memilih mana yang cocok baik harga maupun metode yang ditawarkan. Di buku-buku tersebut bahkan ada yang memberikan petunjuk dalam membimbing anak belajar membaca.
Ketika mengajarkan pada anak yang pertama saya mengajarkan dengan memulai mengeja huruf satu persatu. Tetapi, cara itu tidak praktis karena si anak akan kebiasaan membaca dengan mengeja terlebih dahulu.
Untuk anak yang kedua saya membelikan buku panduan belajar membaca. Saya memilih metode belajar membaca tanpa mengeja. Saya teringat metode iqro' yang mana di situ santri diarahkah untuk langsung membaca dengan ejaan yang paling mudah. Di buku itu mirip dengan metode iqro', si anak akan langsung
diarahkan untuk melafalkan "Ba" tanpa harus mengeja "Be- a -Ba".
Dalam setiap hari si anak ditargetkan untuk melafalkan satu halaman. Begitu seterusnya, sehingga begitu memasuki halaman terakhir tanpa terasa si anak telah dapat membaca. Setelah si anak telah dapat membaca meskipun dengan terbata-bata, kita dapat memberikannya buku-buku bacaan atau buku cerita yang menarik buat anak yang sesuai dengan usianya.
2. Buat suasana yang menyenangkan
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun akan sulit menerima pelajaran bila suasana hati tidak menyenangakan. Untuk itu, menciptakan suasana yang menyenangkan adalah wajib agar si anak mudah menerima pelajaran.
3. Ajak anak belajar di manapun berada
Ketika bersama anak dalam suatu perjalanan misalnya, kemudian menjumpai tulisan-tulisan yang terpampang, tidak ada salahnya kalau kita meminta untuk membacanya. Ini akan sangat menyenangkan buat anak, apalagi kalau dia berhasil membacanya tanpa bantuan kita. Dia akan semakin percaya diri dengan kemampuannya dan akan terus memacunya dirinya untuk terus membaca apapun tulisan yang dia temui.
4. Konsisten
Bisa membaca adalah hasil dari kebiasaan. Seperti atlit dunia, mereka pandai menggocek bola karena latihan yang terus-menerus. Begitupun dengan membaca, sehebat apapun guru kalau tidak konsisten dalam mengajarkan membaca, maka akan sulit mencapai target yang diharapkan. Jangan pernah mengaharapkan guru tk atau guru sekolah untuk berhasil mengajarkan membaca pada anak kita, tanpa kita konsisten melatihnya di rumah. Sebaliknya guru di sekolah tidak diperlukan bila orang tua konsisten melatihnya sendiri di rumah.
Dalam setiap hari si anak ditargetkan untuk melafalkan satu halaman. Begitu seterusnya, sehingga begitu memasuki halaman terakhir tanpa terasa si anak telah dapat membaca. Setelah si anak telah dapat membaca meskipun dengan terbata-bata, kita dapat memberikannya buku-buku bacaan atau buku cerita yang menarik buat anak yang sesuai dengan usianya.
2. Buat suasana yang menyenangkan
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun akan sulit menerima pelajaran bila suasana hati tidak menyenangakan. Untuk itu, menciptakan suasana yang menyenangkan adalah wajib agar si anak mudah menerima pelajaran.
3. Ajak anak belajar di manapun berada
Ketika bersama anak dalam suatu perjalanan misalnya, kemudian menjumpai tulisan-tulisan yang terpampang, tidak ada salahnya kalau kita meminta untuk membacanya. Ini akan sangat menyenangkan buat anak, apalagi kalau dia berhasil membacanya tanpa bantuan kita. Dia akan semakin percaya diri dengan kemampuannya dan akan terus memacunya dirinya untuk terus membaca apapun tulisan yang dia temui.
4. Konsisten
Bisa membaca adalah hasil dari kebiasaan. Seperti atlit dunia, mereka pandai menggocek bola karena latihan yang terus-menerus. Begitupun dengan membaca, sehebat apapun guru kalau tidak konsisten dalam mengajarkan membaca, maka akan sulit mencapai target yang diharapkan. Jangan pernah mengaharapkan guru tk atau guru sekolah untuk berhasil mengajarkan membaca pada anak kita, tanpa kita konsisten melatihnya di rumah. Sebaliknya guru di sekolah tidak diperlukan bila orang tua konsisten melatihnya sendiri di rumah.