loading...

Minggu, 07 Mei 2017

Antri Melahirkan ( Kisahku bag.1)

Sudah dua kali melahirkan dengan proses  mudah dan merasakan sakit yang tidak terlalu lama, kemudian melahirkan untuk yang ketiga kalinya harus mengalami pengalaman yang unik.  Niatnya sih....punya anak cukup dua saja, tetapi ternyata Allah berkehendak lain.  Alhamdulillah Allah memberi anugerah seorang anak lagi, jadilah sekarang keluarga cemara.  Untuk proses melahirkan anak yang ketiga ini luar biasa Allah memberi pengalaman.  

Bayi baru lahir
Tidak seperti anak pertama dan kedua, untuk yang ketiga ini melahirkan di rumah bersalin dengan standar rumah sakit menjadi pilihan.  Maklum, umur sudah tidak muda lagi, semua itu untuk meminimalisir resiko.  Kata orang tua, melahirkan itu  semakin sering bukan semakin pinter, tetapi ada faktor usia yang mempengaruhi kelancaran prosesnya.  Jadilah RSIA (Rumah Sakit Ibu & Anak) Restu Bunda menjadi pilihan tempat untuk melahirkan.

Kurang lebih pukul 02.30 wib sudah merasakan kontraksi.  Ketika akan melaksanakan sholat subuh ternyata sudah mengeluarkan darah, itu berarti tidak ada kewajiban sholat.  Berdasarkan pengalaman anak pertama dan kedua, saya menunggu hingga kontraksi benar-benar sering dirasakan.  Harapannya begitu sampai rumah bersalin sudah memasuki pembukaaan lengkap.  

Sampai di rumah sakit, setelah diperiksa bidan ternyataan baru mengalami pembukaan dua.  Tetapi, kontraksi sudah hampir tiada henti.   Dalam sepuluh menit bisa tiga kali kontraksi.  Air ketuban pun sudah mengalir dalam jumlah yang banyak.  Tetapi, sayangnya ruangan tindakan masih digunakan oleh pasien yang telah datang lebih dahulu.  Si pasien itupuun mengalami kondisi yang cukup sulit sehingga saya harus sabar menunggu di ruang UGD.

Duh, Gusti.....melahirkan  kok ya....pake ngantri.  Ngantri BLT saja sampai ada pinsan, bahkan ngantri zakat dan daging qurban sampai ada yang tewas.  Lha, ini kok ngantri melahirkan.  Saya pun masih dilarang mengejan, padahal kontraksi sudah sulit untuk ditahan, air ketuban pun tiada henti mengalir.  "Mba....ini rasanya seperti mau be'ol,"  Kata saya merintih.

Akhirnya para bidan pun tidak punya pilihan.  Dengan terpaksa proses melahirkan dilakukan di UGD. Pukul 10.50 wib akhirnya si bayi pun keluar dengan jenis kelamin perempuan, lega rasanya.   Akan tetapi, masih ada satu masalah lagi.  (bersambung) https://bahagiaibu.blogspot.co.id/2017/05/antri-melahirkan-bag2-ketika-nyawa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar